Penyuluhan Manajemen Beternak Sapi yang Baik
Guna Meningkatkan Kualitas Sapi di Desa Batannyuh
Oleh: Stefani Ayuningtyas
Sapi Bali merupakan plasma nuftah Pulau Bali yang harus dijaga kualitas dan kelestariannya. Pengetahuan dan penerapan manajemen yang baik dalam beternak sapi merupakan salah satu kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Pada hari Jumat, 29 Juli 2022, mahasiswa KKN-PPM UGM dari unit 2022-BA007 melaksanakan kegiatan Penyuluhan Berternak Sapi. Penyuluhan dilaksanakan di Aula Desa Batannyuh dan dihadiri oleh para peternak Desa Batannyuh.
Penyuluhan dilaksanakan pada malam hari dengan pemaparan materi dan sharing pengalaman oleh staf UPTD Puskeswan I Tabanan, I Ketut Gede Jaya Ada S, S.Pt atau Pak Jaya. Materi yang disampaikan pada penyuluhan terdiri dari lima topik, yaitu 1) handling dan restrain, 2) manajemen kandang, 3) manajemen pakan, 4) manajemen pemeliharaan (reproduksi), dan 5) Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Handling dan restrain adalah teknik yang digunakan untuk menghambat dan mengurangi gerakan hewan. Teknik yang dikenalkan ketika penyuluhan pada peternak terdiri dari pemasangan ring hidung, restrain sapi yang belum dikeluh, pram telinga, dan pram sendi. Topik berikutnya membahas mengenai manajemen kandang yang terdiri dari syarat kandang dan tipe kandang. Syarat kandang sapi yang baik utamanya memiliki ventilasi, tempat pakan dan minum, serta jauh dari pemukiman penduduk. Berdasarkan konstruksinya, tipe kandang dibagi menjadi kandang tunggal dan kandang ganda. Pada selingan pemaparan materi, Pak Jaya juga membagikan pengalaman dan memberi perbandingan antara kandang sapi yang telah diterapkan oleh peternak dengan kandang sapi sesuai manajemen kandang yang baik.
Topik ketiga yang dipaparkan dalam penyuluhan yaitu mengenai manajemen pakan. Pakan sapi yang baik terdiri dari beberapa jenis pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisinya. Jenis pakan terdiri dari hijauan, konsentrat, dan makanan tambahan. Hijauan dapat pula diolah agar menjadi lebih tahan lama dan mudah dicerna. Pengolahan hijauan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan amoniasi dan fermentasi. Proses amoniasi dilakukan dengan menambahkan NH4 (urea) dan disimpan, sedangkan proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikrobia.
Materi berikutnya, yaitu mengenai manajemen pemeliharaan yang menjelaskan mengenai tanda-tanda sapi birahi dan bunting. Pengetahuan ini penting diketahui para peternak terutama untuk tujuan pengembangbiakan. Topik terakhir yang sangat penting untuk diketahui para peternak, yaitu pengetahuan mengenai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). PMK merupakan penyakit yang cukup mempengaruhi perekonomian peternak hewan berkuku belah seperti sapi. Oleh sebab itu, edukasi mengenai PMK sangat penting diberikan kepada para peternak untuk mencegah hewan ternaknya terpapar PMK.
Setelah semua materi dipaparkan kepada para peternak, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan sharing oleh para peternak. Para peternak tampak antusias bertanya dan berkonsultasi kepada Pak Jaya mengenai pengalamannya dalam berternak. Kegiatan Penyuluhan Berternak Sapi ditutup dengan foto bersama antara para peternak dan Pak Jaya selaku pembicara dalam kegiatan.